Artikel ini bagian 2 dari 4 dalam serial Daihatsu Taft
Setelah men-test kondisi keausan gigi gigi transmisi dan
transfercase, dilanjutkan dengan menggali informasi tentang fungsi
tranfercase-nya. Pada posisi mobil diam, pindahkan tuas tranfercase dari
2H ke 4L, sebelumnya untuk F50 yang sudah dilengkapi dengan free wheel
hub (freelock) posisinya dipindahkan dari free ke lock (atau dari 2WD ke
4WD), lepaskan kopling dengan tiba tiba. Apabila ketika dilakukan hal
seperti itu tiba tiba tuas transfercase berpindah sendiri ke posisi N
maka bisa dipastikan as garpu transfercase sudah ada bagian yang
mengalami keausan (bagian yang berbentuk bola) sehingga tidak dapat
menahan hentakan torsi yang diterima dari mesin. Hal ini tentu berbahaya
ketika nantinya mobil tersebut melewati trek downhill atau uphill yang
relatif panjang, saat dibutuhkan traksi untuk engine brake atau
menanjak, tiba tiba tuas transfercase shifting ke posisi N, maka jip
tidak dapat terkontrol dengan baik.
Tentunya timbul pertanyaan, mengapa hal-hal yang disebutkan diatas
perlu mendapat perhatian khusus? Hal-hal tersebut harus diperhatikan
karena komponen pengganti dari item-item tersebut sudah tergolong agak
langka, jangankan dalam kondisi baru, untuk mencari komponen pengganti
bekas pakai pun sudah tergolong sulit. Sehingga akan lebih reasonable
apabila mencari target untuk ‘kendaraan perang’ yang masih dalam kondisi
sehat wal afiat tidak kurang suatu apa. Namun apabila terlanjur telah
membeli F50 yang kondisi girboksnya sudah dalam kondisi ‘agak
menyedihkan’ ada baiknya untuk meng-overhaul piranti tersebut agar jelas
bagian mana yang rusak dan dapat mengantisipasi kerusakan lebih lanjut.
Apabila sparepart pengganti memang sudah tidak didapat lagi, untuk
transmisi dan transfercase bisa mengganti dengan bawaan mesin DL dengan
sedikit penyesuaian pada panjang driveshaft atau as kopel. Transmisi
mesin DL sendiri tersedia dalam 2 varian, yaitu 4 speed dan 5 speed,
namun harap diingat, penggantian transmisi assy mesin DG dengan
transmisi assy mesin DL akan sedikit berpengaruh pada kemampuan
kendaraan secara keseluruhan karena perbandingan gigi baik transmisi dan
transfercase antara F50 dan F70/F75 tidak sama, F50 memiliki
perbandingan gigi transmisi dan transfercase yang lebih kasar dibanding
F70/F75. Posisi lubang baut bell housing antara mesin DG dan DL
kebetulan sama sehingga pertukaran girboks antara 2 mesin tersebut dapat
plug and play.
Setelah selesai berurusan dengan girboks dan transfercase maka
selanjutnya kita meneliti kondisi gardan depan dan belakang dari F50
target kita. Sebagai muara dari sistem drivetrain pada kendaraan 4WD
adalah kedua gardan depan dan belakang. Kondisi gardan yang tidak baik
akan mengakibatkan tenaga dan torsi mesin tidak dapat tersalur sempurna
ke keempat roda untuk menggerakkan mobil tersebut. Untuk
pengemeriksaannya, jalankan mobil secara perlahan, tambah kecepatan
hingga 40 kpj lalu lepaskan injakan pada pedal gas secara mendadak.
Apabila saat mobil akan berjalan dan pedal gas diangkat tiba tiba tadi
berbunyi suara “kleng” ada 2 kemungkinan penyebabnya. Pertama bisa
dikarenakan umur pakai cross joint pada driveshaft yang sudah mendekati
akhir, atau bila ternyata kondisi cross joint dalam keadaan baik,
kemungkina besar penyebabnya adalah clearance antara ring gear dan
pinion gear (selanjutnya disebut ring dan pinion) sudah diluar batas
toleransi karena sudah mengalami keausan. Untuk clearance ring-pinion
tersebut bisa disetel dengan menggunakan shim apabila derajat keausannya
belum terlalu besar. Namun apabila setelah penyetelan hal tersebut
masih terdengar, itu berarti saat penggantian ring-pinion gardan
belakang sudah tiba. Keausan ring dan pinion juga dapat dideteksi dari
suara gemuruh yang terdengar dari arah gardan belakang.
Setelah menilik keadaan gardan belakang, kita lanjutkan dengan gardan
bagian depan. Pindahkan tuas transfercase pada posisi 4H (setelah
sebelumnya mengaktifkan free wheel hub untuk kendaraan yang dilengkapi
alat tersebut) kemudian belokkan kemudi sampai putaran habis, lalu
jalankan mobil secara perlahan. Apabila ketika mobil berjalan dalam
posisi belok itu disertai dengan bunyi “klek klek klek” dari arah depan,
hal tersebut ditimbulkan oleh kondisi CV (Constant Velocity) Joint as
roda depan sudah tidak dalam kondisi yang baik. Pengecekan kondisi untuk
gardan depan selanjutnya hampir sama dengan langkah langkah pengecekan
untuk gardan belakang.
Demikian langkah langkah pemeriksaan kondisi penerus daya dari
Daihatsu F50, diharapkan dengan dilakukannya step step tersebut kita
bisa mendapatkan kendaraan incaran yang berkondisi siap pakai atau
paling tidak kita bisa memperkirakan perbaikan apa saja yang harus kita
lakukan setelah kita mendapatkan Daihatsu F50 tersebut.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Penerus Daya (Drive Train) Daihatsu Taft F50 (2)"
Posting Komentar